""WONG ELEK BLAJAR NGEBLOG"" saling ""BERBAGI ILMU"" adalah ""MOTTO"" dibuatnya blog ini berbuat untuk sesama, kita bagikan apa yang kita telah dapatkan, toh tidak akan mengurangi apa yang kita punya. demi membantu program pemerintah. dalam rangka mencerdaskan anak anak bangsa .semoga ada yang bisa di ambil manfaatnya dari isi artikel blog ini Selamat datang di website saya. Sumber dari website ini saya dapatkan dari beberapa buku dan website lain. Jadi, maaf bila terjadi repost wong elek: kematian
 

wong elek

blajar ngeblog

 

terima kasih dah ngisi
Blognya wong elek
2012 kiamat
Alamate komputermu
ip-location
Dari mana pengunjung blog ini
kematian
Kamis, 17 September 2009

Sadar setelah meninggal adalah perrmulaan dari suatu “hidup baru”.
Sebelum sampai pada tingkat kesadaran penuh serta keyakinan bulat, berbagai tingkatan harus
dilalui dalam waktu tidak lebih dari 3 X 24 jam.
Kira-kira selama 8 ~ 10 jam pertama masih terkandung perasaan seolah-olah hanya berkunjung
untuk sementara kedunia / lingkungan baru itu.
Tapi perasaan ini diselingi oleh keragu-raguan yang lambat laun terkalahkan oleh keyakinan yang
mulai tumbuh.

Pertama-tama disadari bahwa dunia materi sudah ditinggalkan, yaitu dunia pancaindera atau
“dunia frekwensi rendah” dan yang dihadapi sekarang adalah “dunia frekwensi tinggi”.
Yang mempertegas hal ini adalah kenyataan-kenyataan / pengalaman-pengalaman antara lain
sebagai berikut :

Orang-orang yang dikenal tidak memperhatikan kehadiran kita.

Orang-orang yang tersentuh oleh kita tidak memberi reaksi, begitu juga yang kita panggil
atau colek / dorong.

Berkumpul dirumah dalam suasana sedih orang-orang yang kita kenal, tetangga, saudara-
saudara dan yang ada hubungan famili.

Orang-orang berdoa.

Hal-hal yang menjadi bahan percakapan dari yang terkumpul dirumah itu.

Persiapan / kesibukan-kesibukan yang biasanya ada hubungan dengan kematian.\

Tangisan keluarga.

Upacara-upacara.

Ucapan-ucapan dari yang sedih sambil menangis.

Dll. dll.

Terdorong oleh keinginan mengetahui kebenarannya kita melakukan tindakan-tindakan untuk
mengechek / memeriksa, misalnya :

Dengan sengaja mencolek seseorang, tapi orang itu tidak menoleh.

Memanggil orang-orang dekat, tapi tak ada reaksi.

Mengangkat suatu benda tapi tidak bergerak, tidak terangkat, walaupun benda itu ringan
timbangannya.

Mendorong sesuatu tapi tidak berpindah tempat benda itu.

Turut berbicara, tapi tidak dihiraukan dan tidak ada yang mengarahkan pandangan pada
kita.

Dll. dll.

Ada lagi pengalaman-pengalaman yang lebih meyakinkan dan mengurangi keragu-raguan yang
sudah dipadamkan, antara lain :

Bertemu dengan orang-orang yang sudah meninggal mereka menyapa kita.

Melakukan komunikasi dengan mereka, walaupun sementara hanya singkat sekali.

Mereka menyambut kedatangan / kehadiran kita.

Terdorong oleh perasaan masih ragu juga, mulai memeriksa tubuh sendiri yang ternyata sudah
frekwensi tinggi, misalnya :
Pandangan bisa tembut ditembok, mnelihat / mendengar hal-hal yang jauh diluar kemampuan
pancaindera.

Setelah yakin timbul perasaan-perasaan sebagai berikut :

Sedih.

Sudah terlepas dari kaitan dengan masyarakat didunia.

Harta, milik sudah ditinggalkan.

Sebatang kara.

Keyakinan / kepercayaan diri merosot, tapi tidak sampai hilang sama sekali.

Timbul keinginan mempelajari / mengetahui proses dilingkungan.

Memperhatikan kaitan antara proses yang satu dengan proses yang lainnya.

Mengamati situasi lingkungan serta isinya, wujud-wujud materi.

Membeda-bedakan ciptaan antara yang hidup (ada persenyawaan) dengan yang mati (tidak
ada persenyawaan).

Memperhatikan hubungan / kaitan antara ciptaan-ciptaan.

Yang dimaksud dengan lingkungan dan ciptaan-siptaan adalah hal-hal diluar kemampuan
pancaindera manusia, yaitu dunia halus.

Setelah mayat sudah mendingin, mulai terlintas bayangan-bayangan garis besar dari perjalanan-
perjalanan / pengalaman hidup yang telah berakhir.

Mulai telintas pula secara samar-samar kesadaran-kesadaran (arwah-arwah) yang sedang
menerima hukuman / kenikmatan.

Bertambah jelas lagi melihat orang-orang (arwah-arwah) itu sedang mengalami hukuman-
hukuman / penderitaan.

Setelah mengerti secara penuh bahwa imbalan adalah wajar, mulai terlihatlah seluruh konsep
unsur diri sendiri dalam bentuk garis besar dan tingkat dari susunan imbalan tadi.

Barulah menyusul / mulai pelaksanaan / imbalan-imbalan yang kita harus terima baik yang
berbentuk derita (neraka) atau nikmat (sorga).


Catatan: Orang yang pernah mati suri (hidup kembali dari kematian) tidak sampai memasuki taraf
pelaksanaan imbalan, adapula yang hanya sampai taraf melihat orang-orang (arwah-arwah) yang
sedang dihukum (di neraka) atau yang dalam keadaan nikmat (sorga)
posted by irham @ Kamis, September 17, 2009  
0 Comments:
Posting Komentar
<< Home
 

widget
Tentang Saya

Name: irham
Home: sonam myon, kyongsang bug do, South Korea
About Me: Nama : Irham Tempat, tanggal lahir : Blitar, 12 Desember 1940 Agama : Islam Status : Masih Sendiri (di korea) Alamat Rumah : Bendil, Sanan Wetan, Kodya Blitar, Jawa timur, Indonesia
See my complete profile
Postingan Terdahulu
Arsip
Didukung Oleh
© 2005 wong elek